Jumat, 28 Oktober 2011

CERPEN "HITAMKU " Karya : Yusuf Subekti

Sepulang sekolah Nirmala langsung pergi main, Ia pulang ke rumah hanya mengganti pakaianya saja. Hal itu membuat nenek Nirmalah resah, karena di Jogja Nirmala hanya tinggal bersama neneknya. Orang tuanya tinggal di kalimantan,sehingga Nirmala bisa hidup bebas tidak terkontrol lagi. Hari- hari Nirmala hanya dihabiskan untuk bermain dan tidak jelas tujuanya. Ia pun rela membohongin neneknya untuk selalu bermain bersama teman- temanya. “Nek saya pergi belajar kelompok dulu ya?" Bohong Nirmala pada Neneknya. “Lho baru pulang kog sudah mau pergi lagi, gak istirahat dan makan dulu po?” Jawab nenek sambil menggelangkan kepalanya. “Gak nek sudah ditunggu teman- teman ni! Nanti makan diluar saja?” Bantah Nirmala sambil menaiki motornya. Nirmala bohong kepada neneknya untuk tujuan yang tidak baik, la hanya ingin bermain dengan teman- teman yang nakal. Mereka semua hanya nogkrong- nongkrong di mall- mall yang tidak jelas tujuanya. Pulang malam sudah biasa bagi diri Nirmala. Ketika asik main bersam teman- temanya ia pun lupa dengan waktu, jam sudah menunjukan pukul 21.00 malam. Nirmala pun masih asik bermain bersam teman satu gengnya. “Wah semakin malam semakin ramai saja ya?” Tanya Nirmala pada Nayla teman satu gengnya. “Iya nech kan semakin malam semakin dingin jadi enak buat kencan hehehe!” Balas Nayla sambil bercanda. “Wah kamu pikiranya pacaran mulu sech!” Balas Nirmala. “Hahahaha tapi asik lho pacaran itu bisa mesrah- mesrahan gitu?” Tegas Nayla “Iya sech, !” ujar Nirmala sambil melihat orang pacaran. Malam semakin larut, nenek Nirmala semakin cemas karena cucu satu-satunya belum pulang. Ia takun terjadi apa- apa pada cucunya. Ia pun hanya duduk- duduk diteras rumah karena saking kwatirnya. Tak lama muncul lah Nirmala. “Astagfirullah kog baru pulang kamu ? ini sudah malam sekali lho?” Tanya nenek sambil cemas melihat Nirmala. “Iya nek, tadi belajarnya lama dan motor saya bocor jadi kemalaman gini!” Lagi lagi bohong Nirmala. “Ya sudah masukin motor langsung makan sana!” Balas nenek. Nirmala langsung mengambil handuk lalu mandi, makan dan istirahat. Karena tidur kemalaman membuat Nirmala susah untuk bangun pagi. Untung saja Nirmala mempunyai nenek yang baik dan penyayang. Sehingga ia dibangunkan oleh neneknya yang juga lagi sibuk memasak. Sebagai sosok perempuan Nirmala tidak lazim menjadi seorang perempuan karena, ia tidak bisa memasak, bahkan bangun harus dibangunkan. Ia seperti orang laki- laki yang suka malas- malasan. Sesudah bangun Nirmala langsung mandi dan makan. Selesai makan diambilah tas lalu bergegas menuju ke sekolah. Sesampai disekolahan Nirmala lagi- lagi berulah, ia datang terlambat dan lupa tidak mengerjakan tugas. Hal seperti itu sudah biasa dilakukan oleh Nirmala, jadi guru nirmala sudah paham. “Kamu kemarin main kemana saja, kog sampai lupa tidak mengerkjakan tugas?” Tanya bapak guru. “Di rumah saja kog pak gak main kemana- mana?” Lagi- lagi Nirmala berbohong pada bapak guru. “Kalau dirumah kenapa kog tidak mengerjakan tugas?” Tanya pak guru lagi. “Lupa pak saya kira tidak ada tugas!” Balas Nirmala. “Kamu ini masih muda sudah pelupa, ya sudah sana dikerjakan dulu di perpustakaan!” Tegas bapak guru. Dengan santainya Nirmala menuju perpustakaan, tanpa ada sedikit pun penyesalan dalam dirinya. Sebenarnya Nirmala adalah termasuk siswa yang pandai tetapi karena kepandainya tersebut tertutup dengan kemalasanya maka ia tidak dapat menjadi yang terbaik. Apalagi ditambah dengan kenakalanya yang sudah terlewat batas. Setelah beberapa menit mengerjakan tugas kemudian Nirmala kembali ke kelas. Seharian belajar disekolah membuat Nirmala jenuh dan bosan. Sepulang sekolah Nirmala dan teman- teman satu gengnya mencari hiburan seperti biasanya. Ketika ia lagi asik nongkrong tiba- tiba pandangan Nirmala tertuju pada seorang lelaki yang sedang memarkir sepeda motornya di depan mall. Nirmala menjadi penasaran pada lelaki itu. Kebetulan lelaki itu berjalan menuju ke arah Nirmala, dengan rasa penasaranya kemudian Nirmala menghampiri lelaki itu. “Hay cwok? Sendirian aja nech?” Sapa Nirmala dengan senyuman yang menggoda. “Iya ne lagi mau liat- liat pakaian? Kamu sendiri juga ya?” Balas lelaki itu. “Ow! Gak aku sama teman- teman, tu mereka nopngkrong di sana!” Jawan Nirmala. “O iya nama kamu siapa?” Tanya lelaki itu. “Aku Nirmala, panggil aja mala!kalau kamu siapa?” Jelas dan tanya Nirmala. “O aku Andre! Yuk temenin aku jalan- jalan sambil liat-liat pakaian!” Ajak Andre pada Nirmala. “Ayuk ! tapi aku pamit teman- temanku dulu ya !” jawab Nirmala “Iya silahkan aku tunggu sini saja !” ujar Andre. Dari situlah mereka berdua saling mengenal dan dekat. Hari- hari berikutnya sepulang sekolah waktu Nirmala dihabiskan bersama lelaki itu dan teman- temanya. Dan akhirnya tidak disangka- sangka oleh Nirmala, lelaki itu menyatakan cintanya pada Nirmala. Tak menunggu lama Nirmala pun langsung menerima cinta Andre yang sudah ia nanti-nanti dari pertama mereka bertemu. Denga hadirnya Andre dalam kehidupan Nirmala membuat kehidupan Nirmala semakin tidak tertata lagi. Pulang kemalaman sudah menjadi kebiasana Nirmala, dan hal itu membuat Nenek Nirmala semakin khawatir. Nasehat dari nenek tak ada sedikit pun yang Nirmala gubris, itu hanya dianggap sebagai angin lewat saja. Masuk kuping kanana keluar kuping kiri, itulah senjata andalan Nirmala ketika Nenek Nirmala menasehatinya. Celakanya Andre kekasih Nirmala adalah seorang lelaki yang nakal, mabuk- mabukan adalah rutinitas hari- hari lelaki itu. Sehingga tak menggu lama Nirmala yang sudah dekat sekali dengan lelaki itu, terjerumus juga dalam pergaulan lelaki itu. Pertama hanya ditawari sedikit untuk mencoba, dan akhrirnya itu juga menjadi racun masa depan Nimala. Masa depan Nirmala sudah sangat suram dengan ulahnya yang selalu merugikan dirinya. Hari- hari sedikit- demi sedikit racun tertelan dan terhisap masuk kedalam tubuh anak itu. Tinggal menuggu waktu, apa Ia bisa sadar atau malah semakin parah. Orang tua sebagai penasihat dan pembimbingnya kini pun sudah pasrah, tak sanggup lagi menahan kenakalan Nirmala. Orang tua yang jauh tinggal di kalimantan pun rela pulang ke jogja untuk menjenguk Nirmala. Namun semua tidak seperti harapan orang tua Nirmal, bayangan orng tua Nirmala jika sekolah di Jogja akan menjadi anak yang pandai dan baik, tetapi semua itu tergantung pada individu anak. Jika anak bersungguh- sungguh inshaallah akan menjadi anak yang pandai dan baik, tetapi jika seperti Nirmala maka tak jauh juga pasti akan jadi anak seperti la. Meski orang tua datang ke jogja itu tidak membuat Nirmala berubah. Ia masih seperti biasanya, kluyuran hingga larut malam bersama kekasih dan teman- temanya. Orang tua Nirmala sempat kaget melihat tingkah Nirmala yang sudah kelewat batas itu. “Nek Nirmala jam segini kog belum pulang ya?” Tanya Ayah Nirmala pada nenek Nirmala. “Iya memang biasanya ia selalu pulang malam, nenek sudah sering sekali nasehatin tapi itu tidak digubris oleh nirmala!” Tegas Nenek. “Wah keterlaluan anak itu!” Tambah ayah Nirmala. “Nah itu ia baru pulang?” Tunjuk nenek pada Ayah Nirmala, “Nirmala kamu dari mana saja, jam segini kog baru pulang? Kluyuran kemana saja kamu?” Tanya Ayah Nirmala. “Em, em dari tempat teman yah?” Jawab Nirmala sambil ketakutan melihat Ayah “Kamu itu anak perempuan kerjaanya kluyuran tiap malam! Mau jadi apa kamu? Mau jadi gembel?” Marah Ayah pada Nirmala. “Kamu itu saya sekolahin disini supaya pintar dan rajin! Bukan jadi anak gelandangan tidak jelas gini!” Tambah Ayah nirmala. “Dengarkan Nasehat orang tua Nir, jangan jadi anak durhaka?” Sahut Nenek Nirmala. “Iya ?” jawab Nirmala, yang langsung bergegas menuju kamar. Dari situ Nirmala mulai berfikir, bahwa kelakuannya sudah terlewat batas. Namun lagi- lagi teman- teman dan kekasih Nirmala menjadi setan. Diambil hp dari tas nirmala, la langsung menelpon kekasihnya itu. “Hallo say?” Sapa Nirmala. “Iya ada pa suara kamu kerasin dikit napa gak kedengaran!” Jawan Andre. “Jangan keras- keras ada ortu guwe!” Tegas Nirmala, “Anjrit aku dimarahin Ayahku tadi !” tambam Nirmala. “Alah itu mah biasa aku ja sering gitu, udah cuwekin ja, kamu dengerin ja, nanti kalau capek pasti berhenti sendiri ngocehnya, !” ucap Andre pada Nirmala. “Iya deh? Yaudah ya ? nanti dak ortuku marah lagi? Da sayangku ! love u??” Akhir telpon Nirmala. “Iya, yang sabar ja! Love to!” Tutup telpon Andre. Akhirnya dengan kejadian kemarin membuat Nirmala jadi memutar otak. Akhirnya la menemukan strategi, ia harus bersabar untuk tidak kluyuran dulu, untuk mepernaiki sikapnya pada orang tuanya. Ia mencoba untuk berubah, tetapi hanya sematara selama Ayah Nirmala masik di Jogja. Dan akhirnya strategi licik Nirmala itu berjalan mulus. Setelah beberapa minggu akhirnya orang tua Nirmala pulang ke kalimantan lagi. “Nir, ayah mau pulang ke Kalimantan! Kamu jangan naka lagi? Jangan kluyuran kayak geladangan lagi, jangan permalukan orang tua kamu, !” nasihat dan pamit Ayah Nirmala. “Iya pak?” Jawab Nirmala sambil menundukan kepalanya. “Ya sudah ayah pamit dulu? Belajar yang rajin ya?” Tambah Ayah “Iya Yah selamat jalan! Hati- hati di jalan Yah!” Jawab Nirmala. Setelah orang tua Nirmala pergi kehidupan Nirmala kembali merdeka, ia bebas melakukan apa saja. Nenek yang sudah tua sudah tidak dianggap sebagai orang tua lagi oleh Nirmala. Sehingga tidak ada penghalang lagi untuk kebebasan Nirmala. Kehidupan yang sempat beberapa minggu berubah drastis kini kembali lagi seperti semula. Hati yang sempat tertekan kini menjadi leluasa. Kehidupan bebas kini mulai lagi dijalani,saat hari pertama Orang tua Nirmala pergi. Setelah sehari orang tua pergi Nirmala kembali berkumpul bersama teman- temannya. “Hay teman- teman pa kabarnya lama guwe gak ikut kumpul nech !” sapa Nirmala pada teman- temanya “Hay juga, wah wah kamu muncul lagi kirain dah inshaf hehehe!” Canda Nayla saat menjawab sapaan Nirmala. “Wah gak mungkin lah, kemarin kan ada ortu aku jadi semetara dirumah dulu, habis dimarain mulu sech aku kalau pulang malam.!” Terang Nirmala. “Bagus- bagus! Kamu memang temen ku yang pandai menyamar? Aku julukin kamu si bunglon ya hahaha.!!” Kembali canda Nayla pada Nirmala. Mereka pun kembali berkumpul bersama, seperti yang sudah- sudah. Karena keasikan berkumpul ia sudah tidak ingat wakti lagi. Kemarin ketika ada orang tua Nirmala jam 20.00. Nirmala belajar dirumah kini setelah orang tua Nirmala pergi ia pun asik kluyuran, bahkan tidak sempat lagi untuk membuka buku di meja belajarnya. Ia bisa membuka buku ketika ia sedang belajar disekolah, di sekolah pun hanya dibuka saja tidak dipelajari. Nirmala tidak sadar bahwa ia sudah kelas tiga SMA, yang sebentar lagi akan menempuh ujian nasional. Teman- teman Nirmala satu kelas sangat kuwatir dengan ujian nasional sehingga mereka tingkatkan porsi belajarnya, namun itu tidak berlaku bagi Nirmala. Ia santai saja, seperti orang yang tidak mempunyai beban apa- apa, dan tidak mempunyai tanggung jawab apa- apa. Ketika teman- teman pergi masuk les ia pun lebih memilih pergi kluyuran bersama teman- teman nakalnya. Baginya les adalah sebuah kegiatan yang membosankan karena harus belajar terus menerus. Nirmala memang sudah benar- benar mengabaikan kepentingan dan kewajibanya bagi seorang pelajar. Nirmala tidak pernah berfikir masa depanya besok, yang ada dalam fikiran anak itu hanyalah senang- senang. Kini waktu ujian tinggal menunggu hari lagi, namun lagi- lagi hal itu tidak membuat Nirmala bisa merubah diri. Ia masih asik dengan kegiatan yang membuatnya malas itu. Ia baru sadar kalau Ia tidak bisa apa- apa lagi ketika ia menerima soal ujian. Nirmala bingung membaca soal itu, karena ia tidak pernah belajar. Anak itu sudah tidak bisa berkutik lagi, yang kemudian Ia keluarkan jurus andalanya yaitu ngawur, alias asal- asalan saja dalam memilih jawaban. Karena soal ujian bersifat objektif atau pilihan ganda, maka soal itu dapat mempermudah Nirmala dalam mengerjakan soal itu. Nirmala hanya pasrah pada nasib yang akan menetukan ia lulus atau tidak dari SMAnya itu. Setelah ujian selesai, sama sekali tidak ada respon sedikitpun dari bocah nakal itu, tidak ada penyesalan sedikitpun dari bocah itu. Teman- teman merasa was- was atau cemas terhadap ujian Nasional itu, namun dalam diri Nirmala tidak ada rasa sedikitpun tentang ujian Nasional itu. Ia pun lebih asik berkumpul dengan teman- teman kluyuranya itu. Ketika berkumpul dengan teman- teman nakalnya Nirmala sempat membahas tentang ujian. Tetapi bukan tentang soal ujian atau bisa tidaknya mengerjakan soal, Ia membahasa tentang respon teman- temanya di sekolah setelah selesai ujian. “Nayla? Kenapa seh anak- anak sekarang pada aneh setelah ujian nasional? Mereka pada merenung dan berdoa terus?” Tanya Nirmala. “Yah biasa lah merekan kan takut tidak lulus ujian!” Jawaban santai Nayla. “Alah perasaan biasa aja tuh menurutku! Kita gak lulus ujian juga gak mati kan ? haha!” lagi- lagi canda Nirmala. “Ya itu kan menurut kamu! Menurut mereka kan enggak!” Jelas Nayla. “Ya sudahlah kita main lagi yuk, ngapain mikirin ujian terus, pusing nanti palakku kalau mikir terus!” Ajak Nirmala. “Ayuk ketempat biasa ja !” sahut Nayla. Mereka pun kembali asik bermain dan kluyuran seperti biasanya. Hari- hari libur dihabiskan untuk bermain. Setelah satu bulan selesai ujian, pengumuman kelulusan pun tiba. Lagi- lagi nasib baik masih berpihak pada diri Nirmala. Ia lulus ujian, meski ujianya dikerjakan dengan ngawur, namun keberuntungan masih berpihak pada diri Nirmala. Sebuah kemujuran didapat oleh Nirmala, hal itu membuat Nirmala semakin sombong dan angkuh. “Hahahaha akhirnya aku lulus juga, padhal aku ngawur ngerjain soal kemarin!” Cakap Nirmala pada Susi tema satu kelasnya. “Iya alhamdulillah Nir, aku juga lulus!” Balas Susi. “Kamu pasti kemarin pusing- pusing kan ngerjain soalnya!Kalau aku asal- asalan saja, gak aku fikir hehehe!” Tambah Nirmala. “Iya aku kemarin pusing banget ngerjainya! Aku juga was- was ketika selesai ujian!” Balas Nirmala. “Kalau aku santai aja gak aku fikirin banget !” sombong Nirmala. Setelah selesai pengumuman dan akhirnya Nirmala lulus, maka orang tua Nirmala menyuruh Nirmala untuk melanjutkan belajarnya ke sebuah perguruan Tinggi. Lagi- lagi kemujuran masih menginggapi diri Nirmala. Ia bisa diterima di sebuah perguruan Tinggi Nergri di Jogja. Itu adalah sebuah kebanggan tersendiri bagi Nirmala. Dengan Nilai pas- pasan dan ujian yang sulit akhirnya ia bisa lolos tes SMPTN. Setelah menjalani kuliah beberapa bulan, kehidupan Nirmala semakin tidak karuan lagi. Karena Ia sudah tidak tinggal bersama Neneknya lagi, Nirmala tinggal di kos. Dengan kebebasan yang diberikan oleh pemilik kos semakin membuat Nirmala leluasa untuk bermain dan tidak ada yang menasihatinya lagi. Dari situlah Nirmala mulai hidup bebas, ia bisa melakukan sesuatu apapun sesuai dengan keinginannya. Ia pun bisa melakukan hal sudah tidak patut lagi di kosnya itu. Ia melakukan hubungan seks denga Andre di kosnya, dan itu sering sekali ia lakukan. Mereka sudah layaknya seperti suami istri. Karena sering melakukan hubungan sek, akhirnya Nirmala hamil. Kehamilan itu sangat tidak diinginkan oleh Nirmala dan cowoknya. Setelah mendengar Nirmala hamil, Andre langsung kabur ke Jakarta. Andre tidak mau bertanggung jawab, yang akhirnya semua di tanggung oleh Nirmala sendiri. Nirmala kebingungan dengan masalah yang ia dapat karena perbuatannya sendiri. Akhirnya Nirmala berniat untuk menggugurkan jabang bayinya itu. Untuk menggugurkan jabang bayi itu tidak membutuhkan dana yang sedikit. Hal itu membuat Nirmala semakin bingung. Akhirnya ia dapat pinjaman uang dari teman satu kampusnya. Namun untuk meminjam uang tersebut Nirmala harus berbohong lagi, karena kalau tidak bohong pasti Nirmala tidak mendapatkan pinjaman. “Gung aku pinjam uang boleh gak? Aku butuh banget ne!” Ucap Nirmala pada Agung teman satu kampusnya. “Mang buat apa kayak penting banget? Buat bayar kuliah po?”Jawab Agung. “Bukan, tapi buat berobat Nenekku ! Dia sakit keras!” Bohong Nirmala pada Agung. “Berapa Nir?” Tanya Agung. “Agak banyak Gung! Lima jutaan!” Tegas Nirmala. “Wah banyak banget! Penting banget ya!” Jawab Agung, “Iya Gung penting banget? Besok diganti kok ma orang tuaku!” Lagi tegas Nirmala, “Iya besok aku usahain ya!” Balas Agung. “Iya makasih banget ya Gung! Kamu dah mau nolongin aku !” tutur Nirmala. “Iya sama- sama! Ya sudah masuk dulu yuk kita sekarang kan ada kuliah!” Ajak Agung. Setelah mendapatkan uang pinjaman Nirmala langsung menuju kesebuah tempat, tempat itu sering sekali sebagi tempat pengguguran bayi. Disitu Nirmala membunuh jabang bayinya. Perasan serba takut dan was- was yang belum pernah Nirmala rasakan selama ini akhirnya ia rasakan. Karena Nirmala tau resiko menggugurkan bayi adalah maut. Setelah dilakukuan proses penguguran bayi, akhirnya rasa sakit yang mendalam Nirmala rasakan. Bahkan ia sangat lemas sekali karena ia sempat kekurangan darah. Hal itu menjadikan pelajaran yang sangat berarti bagi Nirmala. Akhirnya proses penguguran berjalan sukses, meski Nirmala sempat pingsan karena kekurangan darah. Namun hal itu dapat diatasi oleh dokter yang berprofesi sebangai penggugur bayi. Nyawa sudah dipertaruhkan oleh Nirmala. Ia tidak mau mengulanginya lagi. Setelah seminggu la tidak masuk kuliah, la kembali ke kampus. Ada sedikit perubahan dari diri Nirmala, la sudah menyendiri tidak berkumpul lagi bersama teman- temanya yang nakal itu. Nirmala malu pada teman- teman nakalnya, karena mereka tahu kalau Nirmala hamil. Dengan kejadian itu membuat kehidupan Nirmal lebih membai dari pada sebelumnya. Dengan kesendirianya itu munculah Agung dalam kehidupan Nirmala. Agung adalah seorang cowok yang baik, ramah dan suka menolong. Karena Agung sering menolong Nirmala, maka mereka dapa lebih dekat untuk saling mengenal. Dengan munculnya Agung dalam kehidupan Nirmal, itu adalah sebuah petunjuk yang berharga dala kehidupan Nirmala. Kebaikan demi kebaikan Agung tularkan pada Nirmala. Dulu kebiasaan Nirmala yang sering kluyuran dan mabuk- mabukan kini sudah hilang dari diri Nirmala. Dulu Nirmala yang tidak perna sholat kini setelah dekat dengan Agung Nirmala jadi rajin sholat. Hal itu berubah ketika Agung mengajak Nirmala sholat di masjid. “ Agung kamu mau kemana? Kok gak langsung pulanga?” Tanya Nirmala. “Aku mau ke masjid dulu sholat dhuhur! Yuk sholat dulu, kamu belum sholat kan?” Ajak Agung. “Ayuk !” balas Nirmala yang sempat kebingungan karena ia tidak pernah sholat. Semakain hari kehidupan Nirmala semakin baik, prestasi Nirmala di akademik naik drastis. Hal itu terjadi karena adanya sebuah motifasi yang sering Agung berikan. Bagi Nirmala Agung adalah sosok yang sempurna, karena ia sudah baik sekai pada Nirmala. Hal itu memikat hati Nirmala, yang sehingga ia semakin dekat. Agung yang sudah melihat perubahan besar dari diri Nirmala, akhirnya ia jatuh cinta pada Nirmala. Karena Nirmala adalah sosok cewek yang cantik. Akhirnya mereka menjalin hubungan, tetapi hubungan mereka masih sebatas kewajaran, tidak seperti hubunag Nirmala dengan Andre dulu. Setelah beberapa tahun akhirnya hubungan mereka berlanjut ke pelamina. Setelah menikah Nirmala mau meceritakan kehidupanya dulu pada suaminya. Nirmala juga menceritakan peristiwa pengguguran bayinya dulu. “Mas saya mau ngomong sesuatu?” Ucap Nirmala pada Agung. “ Ngomong aja? Mang ada apa dek?” Jawan Agung suami Nirmala. “Tapi mas gak boleh marah ya?” Pinta Nirmala. “Iya cerita saja?” Sahut Agung. “Janji lho mas , gak boleh marah”! Tegas Nirmala. “ Iya cerita saja!” Balas Agung “Sebenarnya saya dulu adalah cewek yang nakal dan saya dulu pernah berbohong pada mas!” Jelas Nirmala. “Bohong apa?” Tanya Agung, “Dulu ketika saya pernah pinjam uang sama mas, sebenarnya uang itu bukan untuk berobat nenek tetapi untuk menggugurkan bayi saya, saya dulu pernah hamil mas!” Jelas Nirmala “Astaghfirullah! Kamu dulu pernah hami!” Kecewa Agung. Mendengar cerita itu Agung sempat kaget dan tidak percaya. Namun karena peristiwa itu sudah terjadi, maka Agung harus terima dengan ikhlas. Agung mencoba menenagkan diri beberapa hari. Mereka sempat berdiam- diaman selama bebrapa hari. Namun lagi- lagi Agung menunjukan sikap kesatrianya. Akhirnya ia bisa menerima Nirmala kembali dengan ikhlas. Hal itu membuat Nirmala semakin sayang pada Agung, karena Agung adalah sosok yang sempurna dalam kehidupan Nirmala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar